Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format
RSS
Container Icon

Wanita dan Rokok, Keren??

Siang itu, aku melepas penat sekaligus bermaksud mengisi energi dengan makan siang di sebuah kafe yang tidak terlalu jauh dari kampusku berada. Aku bersama tiga orang temanku lalu memesan menu makan siang kami hingga akhirnya kami selesai makan dan bercengkerama untuk sekedar melepas jenuh setelah kuliah hari itu. Ada cukup banyak pengunjung yang juga meramaikan kafe itu. Kemudian seorang temanku menyenggol lenganku, kemudian menunjukkanku pada sebuah fenomena yang jujur saja belum pernah sama sekali aku lilhat sebelumnya (entah, mungkin karena aku tidak suka berkunjung ke tempat-tempat yang bagiku aneh dan tidak sreg dihati atau bisa jadi karena aku begitu “rumahan” dimana lebih senang menghabiskan waktu di kampus ; kuliah, rapat jika perlu, mengajar, dan organisasi). Aku menganga dan cenderung menunjukkan betapa tidak percaya-nya aku akan hal yang temanku tunjukkan. Seorang wanita berbalut jilbab modis yang cukup rapi dan cantik (maaf), dengan cerianya menghisap rokok, bersenda-gurau dengan teman-temannya, dengan seorang yang kami nilai sebagai kekasihnya (terlihat dari perlakuannya yang sangat tidak mencerminkan kehormatannya sebagai wanita). Mengepulkan asap-asap kejayaan itu, asap yang sama sekali tidak pernah aku menyukainya. Wanita itu dan sebatang rokok. Aku lemas seketika, dengan air muka kecemasan (padahal bukan aku yang melakukan hal itu), tapi aku merasa sangat kecewa. Ya memang mungkin ini agak berlebihan, tapi ini jujur. Bahkan teman-temanku pun meyakinkan aku bahwa hal ini sudah sangat lumrah dan jangan terlalu heran dengan sikap mereka, wanita dan rokoknya. Sebenarnya apa latar belakang mereka memutuskan untuk menjadi seorang perokok? Padahal berdasarkan penelitian yang dilakukan Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, Wanita lebih banyak membutuhkan bantuan dan dukungan jika ingin berhenti merokok. Peneliti menyatakan, wanita bisa saja melepaskan diri dari rokok tetapi perlu lebih banyak dukungan psikologis untuk mewujudkannya. Menurut Dr. Ivana T. Croghan, peneliti Mayo Clinic, dari sisi psikologis wanita lebih dekat dengan sifat mudah depresi, sensitif, dan mudah marah. Perasaan-perasaan itu akan menyebabkan wanita perokok akan terus mengambil sebatang rokok, sebatang rokok, dan terus-menerus jika dihinggapi perasaan itu.
Riset Koalisi untuk Indonesia Sehat yang melibatkan 3.040 responden perempuan berusia 13-25 tahun memperoleh hasil tentang mengapa perempuan muda merokok. Sebanyak 54,59 persen remaja dan perempuan merokok untuk mengurangi ketegangan dan stres. Lainnya, 29,36 persen beralasan bersantai, 12,84 persen merokok kayak lelaki, 2,29 persen alasan pertemanan, dan 0,92 persen agar diterima dalam kelompok.
Hal lainnya yang secara klasik sering dijadikan alasan oleh para perokok wanita misalnya Perempuan merokok bisa jadi karena mau ikut-ikutan bergaya. Tapi bahayanya hal itu malah menjadi kebiasaan lalu akhirnya ketergantungan pada rokok karena zat-zat berbahaya dalam rokok itu sudah menyatu dengan darahnya.
Dengan mengingat-ingat resiko merokok bagi wanita, sangat diharapkan kita menjaga diri dari bahaya dan ketergantungan rokok, berikut ini merupakan resiko dari merokok bagi wanita :
1.      resiko meninggal akibat kanker paru-paru 12 kali lebih tinggi pada wanita yang merokok dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah merokok
2.      merokok dapat mempengaruhi kemampuan untuk hamil
3.      merokok selama hamil meningkatkan resiko keguguran, kelahiran mati, prematur, dan bayi lahir dengan berat badan rendah
4.      penyebab kematian pada wanita terkait merokok adalah kanker paru-paru, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru kronis
5.      penyakit jantung merupakan pembunuh wanita nomer satu di Amerika

Hal lainnya yakni terkait hormon terpenting wanita yaitu estrogen. Pada masa remaja dan usia produktif, hormon ini melindungi wanita dari penyakit jantung. Estrogen juga meningkatkan kolesterol baik dalam tubuh dan juga membantu menjaga peredaran darah, sehingga mencegah penyumbatan pada pembuluh darah yang beresiko memicu serangan jantung (Anonim, 2008).
Juniarti (1999), juga menyebutkan bahwa wanita perokok mempunyai risiko terhadap kanker mulut, faring, laring (pita suara), esophagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, leher rahim khususnya kanker paru-paru lebih tinggi dibandingkan laki-laki perokok.

Hindarto (2008) mengemukakan bahwa jika dibandingkan laki-laki perokok, wanita perokok lebih sulit melepaskan ketergantungan terhadap rokok seperti nikotin. Wanita bisa saja melepaskan diri dari rokok tapi perlu banyak dukungan psikologis untuk mewujudkannya. Menurut Croghan (2008), peneliti Mayo Clinic, dari sisi psikologis wanita lebih dekat dengan sifat mudah depresi, sensitif, mudah marah. Perasaan-perasaan itu akan menyebabkan wanita perokok akan terus mengambil sebatang rokok jika dihinggapi perasaan itu.
Dapat kita lihat betapa besar resiko merokok bagi wanita, oleh karena itu jaga diri kita baik-baik agar tidak terpengaruh oleh pergaulan yang menjerumuskan pada hal-hal yang tidak bermanfaat salah satunya rokok. Sibukkanlah diri kita dengan kegiatan yang berguna, dimana berkumpul dengan komunitas orang-orang yang memiliki kepribadian baik tanpa rokok.
Wanita bisa keren tanpa rokok, wanita bisa bergaya tanpa rokok, dan yang pasti wanita bisa diterima dikalangannya tanpa rokok!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar