Malam semakin
renta, gelapnya semakin tua
Ah, apalah
artinya waktu
Bila sedih dan
senang tak pernah tepat datangnya
Mungkin aku
terlalu mengumbar tabah
Hingga pagi tak
lagi mengenalku
Ah, apalah
artinya waktu
Jika terang dan
gelap menyerang
Terikat dengan
tawa menggoreskan sayatan
Aku dan syairku
tak henti bertahan
Ceritakanmu,
membantu aku tangguh
Hingga lilin itu
habis
Tak tersisa
seumpama cahaya
Aku tetap
tangguh, mengerti isi kepalamu
Jika kelak
cintamu bukan lagi embun doa
Bukan lagi keteduhan
tiada lara
Maka ku cukupkan
tangguhku
Biar menjadi
riwayat
Meski agaknya
menyayat
Tangis harus
selalu tertahan, sesesak apapun lara
Sebab yang
terjatuh nanti
adalah bukan
untukmu
bukan untuk
engkau yang telah menggores sayat luka