Nampak sinar terakhirSinar dari matamu dipinggir senjaPancarannya nadir, sukmaku tertegunKelak memapahku anggunMengeja tiap bait ketidaksempurnaan
Kaca berkubang menjadi bejanaMenadah setiap nada-nada sayuSukmamu yang kuat menelusup ringanLembut bak petani mengelus bulir padinyaSehabis kesepian, terkoyaklah dadakuLagi, lagi..
Berkatalah aku di dingin yang berhembus pelanWahai engkau yang bersahajaBagai kaki petani yang tabah dilebur lumpurEngkau satu-satunya telaga yang buatku tersenyumCintamu datang sembuhkan kehilanganCintamu adalah gigil yang dirasakanTubuh hawa yang rawan, ketika malam tibaDan udara berkata sayup diluar sanaAku jatuh cinta..
*Apa*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar