Aku hanya sedang
sunyi, hanya bisa mencium aroma rindu dari pesan-pesan singkatmu. Yang tertanam,
ada keluhku, kamu tau kenapa? Karena aku benci ada yang hadir selain kamu. Aku benci
untuk mendamparkan rinduku seorang diri dan bercengkerama dengan dunia baru. Bahkan
aku tak tahu harus apa dengan rindu ini. Semakin kesini, rasanya semakin sulit
untuk dipahami. Satu minggu tanpa suara itu, aku berhenti untuk berharap. Tak ada
yang peka. Aku juga kau, mungkin.
Terlalu muluk
jika seharusnya angin datang bersama kelopak suaramu. Kelopak saja, tak lebih.
0 komentar:
Posting Komentar