Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format
RSS
Container Icon

JUMBARA XXXII, Suka, Duka, Cita, dan Cerita..

Jumpa bersama dan bergembira. 7, 8, dan 9 oktober 2011, di sebuah villa yang nama villa nya lumayan unik. Cinumpang, tepatnya di Cisaat Sukabumi. Terlepas dari pandangan buruk atau baiknya sih, bagusnya kita boleh menilai jumbara secara objektif. Dan kayaknya nih, kita udah berhasil menghapus selentingan-selentingan negatif seputar jumbara. Feel it, and say it by yourself.
Menurut saya pribadi nih, jujur dan apa adanya, jumbara menjadi salah satu icon pengalaman tak terlupakan dalam hidup saya khususnya. Tapi bener, ga sedikit loh, mahasiswa yang rata-rata usianya 18 tahun, belum pernah merasakan suka dukanya naik kendaraan TNI yang namanya tronton.

Ga sedikit juga yang belum pernah rasain makan senampan bersepuluh (bukan sepiring berdua). Ga sedikit juga, mahasiswa yang belum pernah ngerasain indahnya alam ciptaan Tuhan bernama air terjun, alias curug. Yang pada akhirnya, jumbara menjadikan ajang penciptaan pengalaman terbaru.
Oke, jumbara sendiri berlangsung selama 3 hari. Buat yang manja, buat yang ga mau hidup mandiri disana, buat yang ga betah hidup susah, bagusnya pulang aja sebelum terlambat.
PERJALANAN
Jumat, pagi-pagi, di lobi FIS udah banyak orang, khususnya anak ISP dengan segala kesibukan dan bawaannya. Sekitar pukul 09.30 kami digiring oleh panitia HMJ ISP menuju lobi membentuk barisan pra keberangkatan, dan pastinya dikasih wejangan oleh beberapa dosen supaya kita bisa jaga diri, jaga perkataan, dan jaga perbuatan selama jumbara nanti. Kami kumpul di lobi tanpa pandang PPKn reguler, non reguler, PR A atau PR B. Kami berkumpul atas satu payung persatuan, ISP. Menjadi satu kesatuan, dan dibagi menjadi beberapa kelompok besar.
Setelah diberi wejangan oleh dosen-dosen yang terhormat, masing-masing kelompok memisahkan diri buat bikin yel-yel kelompok. Sebenernya kita udah jadwalnya berangkat, tapi ada satu mahasiswi yang belum dateng juga, berhubung jumbara diadain buat membangun solidaritas angkatan, akhirnya kita menunggu si mahasiswi ini. Sampai akhirnya sekitar pukul 10.50 kita meninggalkan lobi fakultas tercinta, menuju tronton berada, di depan gerbang UNJ.
Tapi waktu itu, satu mahasiswi itu belum dateng juga, sampai akhirnya banyak banget celotehan sana-sini yang minta cepet-cepet diberangkatin. Sekali lagi berhubung jumbara ajang pembentukan solidaritas, jadi lagi-lagi kita menunggu sampai diputuskan bahwa si mahasiswi ini ikut di mobil pribadi salah seorang panitia. Syukur, akhirnya berangkat juga. Selama perjalanan, banyak banget obrolan yang sebenernya ga penting antar peserta jumbara, ya tujuan berikutnya dari diadakannya jumbara, pembentukan keakraban sesama mahasiswa ISP. Iya ISP, ga peduli PPKn, atau PR.
Waktu sholat jumat tiba, kita stop di pemberhentian pertama untuk menghormati mahasiswa yang akan menunaikan ibadah, di sebuah masjid di bilangan ciawi. Sampe sekitar pukul 13.30, kami melanjutkan perjalanan, dimana di sebuah jalan, ada kecelakaan maut yang persis terjadi didepan tronton 1. Lanjut berangkat lagi, dan akhirnya sampe lah kita ditempat tujuan.
PENYAMBUTAN
Malam pekat, rasanya hampir semua orang yang terlibat saat itu diselimuti dingin yang menyengat. Baru aja turun, udah ada ribut-ribut. Apaan? Kecelakaan lagi? Salah banget ternyata, ribut-ribut itu berasal dari tim keamanan yang bermetamorfosis nama menjadi TIM ADVANCE. Tronton dan lapangan besar itu yang jadi saksi bisu kita, betapa “hangatnya” sambutan dari tim advance (yang pake pita merah di lengannya). Singkat cerita, dibacakanlah, peraturan jumbara, janji maba, dan satu lagi, PEDANG JUMBARA. Jangan ngaku pernah ikut jumbara kalo ga tau apa itu pedang jumbara! pedang itu berbanding lurus dengan kekuasaan. Siapa yang pegang, dia-lah yang berkuasa di jumbara. Celakanya lagi nih, waktu kita dateng, itu pedang di pegang sama Advance yang notabenenya membuat suasana jadi ga segembira nama kegiatannya.
Masing-masing kelompok menuju villa, mata kami ditutup kain hitam, dengan rasa penasaran yang berkecamuk, kita menuju villa, dibimbing kakak bimbingan. Dan, tetot, tiba-tiba suruh buka sandal, tas dan tutup mata. Luar biasa juga nih penyambutan!
Dinginnya aliran sungai, harus kita rasain. Kaget juga si, waktu suruh masuk sungai kecil malem-malem gitu, Banyak anggota kelompok yang mulai berguguran ke P3K karena ga sanggup. Rintangan berikutnya buat dapetin gelang jumbara sebagai tiket masuk jumbara yaitu, mandi lumpur. Selanjutnya, dengan bergandengan tangan, menuju rintangan berikutnya, kolam susu (bukanlah!), kita ke kolam yang isinya air lumpur, Lanjut, kita melewati batuan-batuan di sungai dengan penerangan seadanya, dingin, gelap, tapi nikmat tak tergantikan. Sampe akhirnya, kita dapet gelang biru tanda peserta jumbara. Jangan liat harganya, liat fungsinya.
Di lapangan villa, semua kelompok dikumpulkan untuk menghangatkan diri dengan berbagai kegiatan. Baju pun, tadinya kering, basah, sampe kering lagi. Waktu makan akhirnya tiba, senampan ber-11 itu nikmat (karena laper), meskipun seadanya, tetep nikmat tak tergantikan. Hingga waktu buat beres-beres pun tiba, yang tadinya terobsesi banget sama air bersih buat mandi, harus rela ga mandi karena keterbatasan waktu dan air. Kalah juga sama rasa ngantuk, dan akhirnya tidur sekamar berame-rame, lapak seadanya, tidur seadanya.
HARI KE-2
Pagi buta, peserta dipersilahkan untuk menunaikan ibadah solat subuh, dinginnya masih sama bahkan lebih. Tapi begitu kena air, perlahan menjadi hangat. Setelah sholat, kami menuju lapangan untuk mengikuti olahraga pagi. Saat itu, tim Advance menyambangi kegiatan kami, olahraga pun jadi bikin badan tegang. Tim Advance kembali merusak “gembira” kami. Setelah beberapa keributan yang intinya ngebahas, ketua pelaksana yang tidak bertanggung jawab, sang ketua pelaksana pun digiring ke kolam air lumpur setelah adanya negosiasi oleh maba yang tak terkabulkan, katanya sih supaya tau apa arti dari tanggung jawab makanya di jumbara ulang (padahal sih jauh hubungannya). Dan ketua pelaksana pun masuk ke kolam itu, beserta ketua tim Advance (dan pedang jumbaranya). Alhamdulillah-nya nih, sekarang pedang jumbara udah ditangan sang ketua pelaksana, dengan jaminan “kegembiraan” kami dikembalikan. Kemudian makan, dan yang jelas ga ada acara mandi. Selanjutnya, acara debat, meskipun ngantuk banget, tetep harus menunjukkan ciri mahasiswa ISP, aktif dan kritis. Dihadiri oleh Pak Yuyus sebagai dosen sekaligus narasumber. Abis itu kita ke kampung warga dalam ajang bakti sosial. Pertama kita membersihkan mushola, dan dilanjut pemberian sumbangan sembako diwakili oleh abang Ketua HMJ. Kemudian, jalan-jalan sore, dimana kita melewati beberapa pos yang kontennya perkenalan devisi-devisi di HMJ ISP. Sebenernya, seru tapi karena keterbatasan, saya menyingkat ceritanya.
Dilanjut, ke acara malam Pensi, tiap kelompok membawakan karyanya. Disitu akhirnya kita dapet pembuktian bahwa makanan di jumbara ga “seadanya” banget kok, buktinya kita masih bisa makan sate. Rame-rame pula. Hingga akhirnya malam pensi ditutup dengan nonton Dono bersama (bikin ngantuk luar biasa). Kami menuju kamar, dan lagi-lagi merasakan nikmat lapak seadanya, tidur seadanya.
HARI KE-3
Hari terakhir jumbara, dimana hari ini acara outbond ke curug diadakan. Seperti biasa, pagi-pagi kami bangun, dan olahraga. Berhubung pedang sudah ditangan abang ketua pelaksana, maka acara berlangsung cukup kondusif. Setelah olahraga, terjadi perebutan pedang oleh alumni. Dan artinya keberlangsungan acara ditangan mereka. Lagi, “gembira” kami dirampas, dan jadilah berbagai kegiatan yang dibuat untuk melatih mental serta fisik kita. Lumayan lah penutup sarapan pagi. Tapi akhirnya, pedang kembali dipegang oleh abang ketua pelaksana.
Akhirnya, kita menuju curug. Perjalanan menuju kenikmatan ga ada yang instan, sehingga jadilah kita masuk pos ke pos lain bersama panitia, senior, dan alumni. Awalnya sih pos nya masih nikmat tak tergantikan, tapi stop buat di pos menfis. Disitu puncak dari pengikisan sikap manja para maba. Hingga akhirnya banyak lagi yang jatuh berguguran karena ga kuat mental dan fisik. Tetap bergandengan tangan, kami menyusuri anak sungai, hingga akhirnya tiba di pos terakhir, dan mendarat lah kami dengan disambut oleh abang ketua HMJ. Setelah menanti kelengkapan kelompok, kami berkumpul, berhangat diri dan sharing dengan alumni. Beberapa saat kemudian, acara puncak tiba yaitu pengukuhan mahasiswa ISP tahun 2011 di air terjun situgunung. Meskipun ga semua peserta ikut, tapi saya pribadi merasakan nikmat luar biasa karena sudah menjalankan kegiatan dengan lancar. Kami kembali ke villa, makan bersama untuk hari terakhir, dan akhirnya kami melakukan perjalanan pulang ke Jakarta setelah maghrib. Dengan membawa berbagai cerita, dan saya yakin, teman-teman ISP menyimpan makna berharga dari pelaksanaan Jumbara XXXII itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar