Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format
RSS
Container Icon

-720 menit meraih akhir-

720 menit? Maksudnya?
Hemm, tepat satu tahun yang lalu, gue belum lama dinobatkan sebagai anak kelas XII IPA 1, ibaratnya, gue ini masih awam buat jadi anak kelas XII. Cuma satu yang terbersit di otak gue, dan cuma itu juga yang jadi tujuan akhir semasa SMA gue. Terlepas dari usaha gue untuk mengikuti jalur SNMPTN guna mendapatkan target PTN favorit demi kebahagiaan orang-orang disekitar gue, termasuk diri gue sendiri.
Well, panjang kejadian dan nyaris bosen alias jenuh rasanya belajar, menghadapi soal-soal yang sebenernya “apa banget”.

Ternyata canggih juga soal-soal itu membuat gue kalang kabut selama hampir beberapa bulan yang terbilang cukup lama. (lama banget malah)
Dari mulai try out, yang nilainya dari try out ke try out ga nentu banget. Kadang-kadang melambung setinggi emas di monas, eh kadang-kadang juga terjun bebas kaya landing-nya paralayang yang banyak dijumpai di puncak, bogor.
Hal lainnya, tes-tes masuk PTS alias UMB yang sebenernya ga diniatin, coba aja kalo itu tes PTN, wah gue bahagia banget, dan siap-siap jalanin nazar. Hehee :D
Oke, back to 720 menit. Bersiap untuk lebih formal sentence yaw, readers..
720 menit = 6 mata pelajaran.
Satu hari sebelum hari H itu, aku masih berselimut rasa yang sama sekali tidak menentu. Kadang-kadang aku begitu yakin akan 4 hari itu, tapi aku juga tidak pernah terhindar murni dari kelabilan yang kadang-kadang membuat aku membenci keadaan seperti itu, bahkan membenci diriku sendiri. Akibatnya, aku masih saja membuka beberapa lembar materi Ujian Nasionalku atas mata pelajaran biologi. Terdengar remeh, biologi. Tapi nyatanya materi ini lah yang dari try out ke try out menjadi ganjalan buatku. Dan selama beberapa bulan sebelum hari H aku mengalami progress signifikan dalam materi ujian ini, bersyukur aku bisa memperbaikinya lebih dini.
Sabtu itu, harusnya aku bisa saja berkipas-kipas dengan leganya dan tanpa beban. Tapi ternyata dan kenyataannya berkata lain bukan main, aku masih merasa harus mengejar-ngejar ketinggalanku. Mungkin juga karena aku terlanjur tersugesti dengan ketakutan sebelum berperang, dan sepertinya terkontaminasi “nervous of struggle” hahah :D
Hemm, maaf untuk siapapun yang ingin bertemu denganku saat itu. Disaat hari tenang itu (hari tegang.red)
Minggu siang, niat tidur siang itu gagal total-totalan. Kelopak mataku yang makin seperti panda sama sekali tidak sanggup terpejam. Tau kenapa? Buruk sekali! Sepertinya aku benar-benar terlampau jauh terlibat dalam kejadian ini. Yap, syndrome of national examination. How crazy day it is! Tapi bukan hanya 1 atau 2 hari kedepan yang membuat saya tidak bisa tidur. Bukan main, sepertinya ujian nasional memacu hormone adrenalin saya terlalu over. Malamnya aku menyiapkan sejumlah perlengkapan yang sekiranya perlu dan tidak dilarang untuk dibawa ke ruangan ujian. Sudah nyaris pukul 21.00 mata ini benar-benar mengalami gejolak ketakutan yang fantastik (lebay dikit). Akhirnya saya tertidur, entah pada jarum jam diangka berapa.
Dan malamnya, saya meminta kepada Allah untuk kelancaran 4 hari ini.
Senin pagi, Bahasa Indonesia. Wow, bukan hal yang biasa bagi saya, kalau pada try out yang ke-3 nilai saya terjun bebas, karena saya tertidur dikelas saat try out (bisa-bisanya ya ampun. Duduk paling depan padahal). Tapi saat itu, ditanggal 18 april 2011 itu, benar-benar kukerahkan semua konsentrasi dan perhatian terhadap soal (kayanya melebihi perhatian sama pacar deh). Ngga ada lagi acara ngantuk dikelas, ngga ada lagi acara izin ke kamar mandi untuk suatu alasan yang *jelas itu.
Okey, jam pertama Alhamdulillah lancar, ngga ada tengok kanan—kiri dan bawah hehe :D
Istirahat setengah jam lamanya dan mari memulai lembar ujian kedua, atas nama biologi.
Sesaat dibagikannya LJUN, aku dengan sigap mengisi identitas.
Nama: Khuswatun Hasanah (nomor absen 23)
Nomor peserta: 03-040-056-9 (ada angka 9 nya, semoga saja keberuntungan bersamaku)
Tanggal lahir: 13 09 93
Kode paket soal: 46 (alias paket D, alias paket 4)
Asal sekolah: SMA Negeri 84 jakarta
Dan yang terakhir yaitu tanda tangan yang sempat di gandrungi seorang teman sekelasku, dan juga ibunya si hanindya mustika ningtyas. Haha :D
Pengawasnya baik hati lho, tapi satu. Centil!! Gangguin mulu, nanya asal gue, bilang gue mirip si ini lah, si itu lah, dan lain-lain. Ya ampun, itu makan waktu banget, pak!
Menjelang sore, gw masih berkutat dengan bertumpuk-tumpuk soal matematika bersama david Clinton (si master ipa1) dan mumpuni (si teman sejak orangtua kami lajang).
Sejak tadi siang, tepatnya sesaat setelah keluar dari ruang ujian, dan memasuki ruang briefing untuk mengadakan briefing penutupan ujian hari pertama, kepalaku terasa sangat sakit, sepertinya kurang darah, terlebih ditambah matematika yang semakin hari semakin sulit lagi menyulitkan. Sampai dirumah, aku mengkonsumsi 2 tablet sangobion sekaligus, dan akhirnya tertidur pulas, tapi ini bukan akhir. Malamnya tepat pukul 1.00 aku terbangun, dan kembali memohon kepada Allah untuk kelancaran hari kedua. Setelah itu, ku buka beberapa soal yang aku anggap belum maksimal, dan masih dihiasi rasa sakit kepala yang membuatku mengeluarkan air mata. Kali ini aku ambil obat sakit kepala *panadol, dan syukurlah perlahan sakit yang menyiksa itu hilang, aku dapat tertidur pulas lagi.
Entah ini efek obat atau apa, yang jelas aku tidak menikmati keadaan ini sama sekali. Tidur sejenka lalu mengigau, serasa ada yang mencekik leherku lekat sekali, terbangun dan astaghfirullah, mimpi buruk. Aku tertidur lagi, kali ini aku semakin parah, hingga orang rumah membangunkan aku yang sejak tadi meneriakkan beberapa kalimat “mengerikan” hehehe :D
Selasa pagi, selamat pagi matematika. Aku masih dengan sisa-sisa sakit kepala ku, dan berusaha menguatkan fisik, dengan tidak bermurung diri dikelas. Pagi-pagi aku sarapan, walaupun bersisa.
Hari ini sepertinya buruk, sama sekali tidak bersemangat, dan berbanding terbalik dengan kemarin. Cermin dari mimpi, kini itu realita. Buruk sekali.
Aku berharap esok dan lusa tak separah ini. Tak ada lagi kisah teman-temanku yang LJUN nya diambil paksa, tidak ada lagi yang “menembak” jawaban. Cukup hari ini. Oke, seorang Khuswatun Hasanah mulai mensugesti suatu kebaikan pada dirnya sendiri. Sepertinya aku makin membenarkan kata-kata seseorang itu, bahwa motivasi itu hanya diri kita yang bisa membangunnya.
Rabu pagi, hari ini, dengan semangat baru. Sesaat setelah bel masuk dibunyikan, aku bergegas neik ke ruang ujianku di lantai 3, tepatnya diruang 4 (kelas XII IPS 1), tiba-tiba seorang guru bahasa inggris memanggilku..
“uswatun..” lalu tersenyum dan mengangakat satu ibu jari tangan kanannya, seolah berharap akan takdir terbaikku hari ini.
Aku membalas senyum beliau, dan berkata penuh pasrah, “doakan ya mom  ...”
Tes listening yang mengalami gangguan teknis, tidak diulang, dan soal-soal yang menurut guru bahasa inggrisku DI LUAR SKL DAN MATERI UAN. Itu semua membuat aku, dan teman-teman lebih tegang, stress dan aku sama sekali kesulitan memberikan bantuan.
Keheranan membuat sesosok wanita yang keibuan itu mengeluarkan air matanya, aku merasa bersalah karena itu semua diluar dugaan. Benar-benar diluar dugaan. Dan membuat aku harus rela menghapus target nilaiku di halaman pertama buku besarku. Mengenaskan :’(
Rabu siang, pukul 10-13.00 aku berhasil melewati ujian kimia ku dengan senyum. Dan kali ini mudah-mudahan berhasil mencapai target, dan setidaknya bisa menutupi kekurangan nilai pada mata pelajaran lain.
Besok hari terakhir, dan dengan mata pelajaran yang sangat aku segani, fisika.
Hari ini aku belajar sendiri, karena sulit mencari teman yang benar-benar menguasai materi ujian ini.
Kamis pagi, hari terakhir dan merupakan 120 menit terakhirku berkutat dengan soal ujian nasional. Satu harapanku, aku tidak mengecewakan harapan terakhirku. Begitu bel berbunyi, ku lihat dank u perhatikan seksama soal demi soal, Alhamdulillah, aku berhasil melalui fisika dengan sebuah kepuasan batin. Semoga usahaku hari ini tidak pernah sia-sia.
*segala jenis usaha itu tidak ada yang sia-sia, karena usaha menimbulkan usaha yang baru dan harus lebih baik, hingga mencapai puncak kesuksesan batin..#KH
Terimakasih atas bantuan-Mu, Tuhan..
720 menit adalah usahaku, dan dengan pengabulan-Mu, usaha kami, teman-teman XII IPA 1, dengan keringat, dan peluh, semoga benar, bahwa usaha itu tidak pernah sia-sia.
Semoga, pada saatnya nanti, kami semua berteriak puas atas kelulusan kami, dengan kebaya yang membalut kami cantik, dan kemeja yang membalut siswa laki-laki nampak lebih berwibawa, yang pasti dengan senyum kepuasan kami, bila itu air mata, maka anugerahilah kami air mata kebahagiaan, bukan air mata kesedihan atau air mata penyesalan terhadap sebuah perpisahan. Karena kami memulai proses belajar bersama, dan mengakhirinya bersamaan juga..
Kelak kami akan menunjukkan kewibawaan kami, disebuah saat, disebuah waktu, dimana kami telah menjadi sesosok yang berguna, bagi diri sendiri dan sekitar..
Sejak aku duduk dikelas X dan mengikuti kaderisasi pengurus OSIS, aku berhasil membangun kepercayaan bahwa usaha itu tidak pernah sia-sia, hingga akhirnya aku menyelipkan motto itu disetiap langkahku yang terhambat oleh kegagalan. Kegagalan memang benar-benar sekedar hambatan, bukan merupakan akhir.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar