kalau boleh ku kata
sesalku tak pernah mengujung
saksi sedihku belum usai di puncak
biar umpan penenang hampiri galau
kalau sanggup ku meminta
jangan ada waktu tersia
biarkan yang kemarin menepi
perang batin jangan kau cari
juga aku
kalau sempat aku berbisik
biar raga tenang tanpa usik
biar jiwa diam bagai sang klasik
luruh dalam sahaja dan damai
aku seonggok tulang berkulit
tertatih jalani sakit
mendayu susuri peluh
hingga sejahtera ku rengkuh
aku segumpal persatuan
antara darah dan tanah
antara merah dan coklat basah
memiliki satu hati
KALAU
Rabu, Desember 29, 2010 |
Label:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar